STRATEGI PEMASARAN J.CO Donuts &
Coffee
Jenis
|
Perseroan
Terbatas
|
Industry
|
|
Didirikan
|
|
Pendiri
|
|
Kantor Pusat
|
|
Produk
|
|
Pendapatan
|
N/A
|
Induk
|
|
Situs web
|
Jcodonuts.com
|
J.CO dimiliki oleh Johnny Andrean,
seorang pemilik jaringan BreadTalk di Indonesia. J.CO diilhami dari donat USA.
Johnny yang sering melakukan perjalanan bisnis ke USA, mendapatkan kesempatan
menikmati berbagai jenis donat dengan rasa dan keunikan yang berbeda. Pada
mulanya, ia ingin membeli waralaba suatu jaringan pemasaran donat USA, tetapi
ia mendapatkan beberapa keterbatasan pada produknya. Keterbatasan itu ada pada
bahan baku dan kelemahan dalam pengendalian kualitas.
Jadi, dengan demikian Johnny memutuskan
untuk mengembangkan produksi donatnya sendiri tanpa harus membeli francise donat dari USA. Ia memilih untuk
menghasilkan bentuk dan rasa donat yang sempurna sebagaimana yang pernah ia
coba di USA, dengan memfokuskan secara khusus pada mutu bahan baku dan proses
produksi.
Sekembali ke Indonesia, ia kemudian
mengembangkan sebuah gerai toko donat dengan konsep, bentuk dan rasa yang mirip
dengan gerai donat USA. Johnny sejauh ini telah mengamati bahwa tidak ada satu
pun gerai donat di Indonesia yang mempunyai konsep dapur terbuka, karenanya ia
memulainya di J.CO. Maka, selain mempunyai rasa yang berbeda, konsep toko juga
dibuat sebagai dapur terbuka sehingga konsumen-konsumen dapat melihat berbagai
atraksi dalam pembuatan donat, dari mencampurkan bahan-bahan sampai menjadi
donat siap dijual.
Donat J.Co dibuat menggunakan
mesin-mesin, baik saat mencampurkan bahan-bahan, memasak dan membuat topping donat. Satu-satunya tenaga manusia
yang dilibatkan hanya pada saat pencetakan donat. Yang juga menggunakan alat bantu
cetakan.
Semua mesin yang digunakan sepenuhnya
diimpor dari USA. Begitu juga dengan bahan-bahan dasar, lebih dari 50% diimpor
dari luar negeri. Seperti cokelat yang diimpor dari Belgia dan susu dari
Selandia Baru. Juga, untuk minuman, bahan-bahannya kebanyakan diimpor
pula. Sebagian kopi bubuk diimpor dari Italia dan Costa Rica. Berdasarkan semua
inilah, J.CO diposisikan sebagai produk bermutu premium di pasaran donat
Indonesia.
Sebagian pihak mungkin berpendapat
bahwa logo J.CO memiliki kemiripan dengan logo Starbucks, tetapi jika
diperhatikan dengan teliti, itu berbeda. Bentuk bulatnya boleh jadi sama,
tapi itu bukanlah sebuah trademark.
Masing-masing donat dinamai secara
kreatif berdasarkan topping dan
rasa. Hal ini menciptakan suatu keunikan dan mudah untuk diingat, sebagai
contoh, Chees Me Up adalah nama untuk donat dengan keju leleh di lapisan atas.
Tira Miss U adalah nama untuk donat dengan topping tiramisu.
Johnny membutuhkan tiga tahun sebelum
meluncurkan J.CO Donuts & Coffee ke pasar Indonesia. Tiga tahun
digunakannya untuk mempersiapkan standar dan prosedur produksi, pemilihan bahan
baku, memperbaiki mutu dan proses produksi produk, serta operasional bisnis.
Bagaimana pun, J.CO telah hadir di
pasar Indonesia. Toko yang pertama dibuka di Supermall Karawaci Tangerang
(tidak jauh dari Jakarta) pada tanggal 26 Juni 2005. J.CO Donuts & Coffee
di Indonesia semuanya dikendalikan dan dimiliki oleh Jhonny sendiri, sedangkan
toko-toko di luar negeri diwaralabakan, yang mana kita mengetahui bahwa waralaba
J.CO Donuts & Coffee Singapura dimiliki oleh kelompok BreadTalk.
Visi
dan Misi
Burung Merak pada logo J.CO Donuts
& Coffee merupakan representasi visi dan misi perusahaan.
Visi:
Membentuk J.CO Donuts & Coffee
sebagai International Premium Donuts and Coffee Brand terkemuka
Menjadi trend-setting lifestyle dalam
donuts and coffee brand
Menjadi perusahaan yang tepat bagi
orang-orang yang tepat dalam meraih cita-cita mereka.
Misi:
Menyediakan
kualitas premium donat dan kopi
Mendorong
karyawan dalam meraih cita-cita
Menempatkan
pelanggan sebagai prioritas
Berkomitmen
memberikan pelayanan terbaik dengan sungguh-sungguh
Menyediakan
tempat yang sempurna untuk bersantai
Memperlakukan
setiap orang dengan hormat dan bermartabat
FILOSOFI LOGO
Beberapa
mengatakan logo J. CO Donuts & Coffee mirip dengan logo Starbucks.
Batas melingkar mungkin sama, tapi bukan merek dagang. J CO Donuts & Coffee
menggunakan simbol Merak dalam logo mereka. Merak di sini melambangkan
keindahan, elegan, lembut dan keabadian. Keindahan dan kelembutan tercermin
dari rasa dan bentuk donat. Sementara keabadian dapat dilihat dari loyalitas
konsumen yang bersedia berdiri dengan antrian panjang di toko-toko untuk
mendapatkan donat favorit mereka.
SEJARAH
PT. J.CO Donuts and Coffee didirikan
oleh Johnny Andrean yang sebelumnya terkenal sebagai pengusaha salon yang
sukses. Tak kurang dari 168 jaringan salon dan 41 sekolah salon dimilikinya,
namun insting sang penata rambut kemudian membawanya terjun ke bisnis makanan.
Sejak tahun 2003 ia aktif mengembangkan J.CO. J.CO adalah produk dalam negeri
dengan menggunakan konsep dari luar negeri dan disempurnakan dengan modernisasi
dan kualitas terbaik. J.CO ditujukan untuk menyerbu pasar asing.
Persiapan J.CO membutuhkan waktu yang lama. Selama 3 tahun Johnny Andrean dan timnya mempelajari bisnis donat, mengeksplorasi resepnya, serta melakukan riset pasar dan sampling. Johnny meluncurkan J.CO dengan konsep “apa yang disukainya dan hal ini bisa diterima masyarakat”.
Persiapan J.CO membutuhkan waktu yang lama. Selama 3 tahun Johnny Andrean dan timnya mempelajari bisnis donat, mengeksplorasi resepnya, serta melakukan riset pasar dan sampling. Johnny meluncurkan J.CO dengan konsep “apa yang disukainya dan hal ini bisa diterima masyarakat”.
Pada 26 Juni 2005, J.CO mulai
beroperasi pertama kali di Supermal Karawaci, Tangerang dan kemudian langsung
membuka outlet sebanyak-banyaknya. Dalam waktu setahun, J.CO telah punya 16
buah gerai dengan 450-an orang karyawan untuk gerai saja. Tujuh gerai terdapat
di Jakarta dan sisanya di Bandung, Surabaya, Makassar, dan Pekanbaru. Dalam
waktu dekat mereka akan buka di Palembang, Batam, Manado, Bogor, Medan, dan
Bali, dan ada keinginan juga untuk go international pada tahun 2007 dengan
pilihan lokasi di Australia, Hongkong, atau Singapura.
Sesuai dengan namanya, J.CO mempunyai
produk makanan berupa donat dan produk minuman berupa kopi atau teh yang panas
maupun dingin. Yang diunggulkan oleh J.CO adalah produk makanannya, yaitu
donat.
J.CO.Donuts sejatinya bukan pionir di
industri kafe berbasis menu kue donat di Indonesia? sebelumnya sudah ada Dunkin
Donuts. Namun sejak masuk ke pasar pada pertengahan 2005, J.CO Iangsung menjadi
buah bibir, mengalahkan popularitas sang incumbent Dunkin Donuts, dan
membukukan pertumbuhan penjualan yang tinggi.
Menurut Indriana Lisztya R., PR
Manager dan Promosi J.CO., penjualan donat J.CO. di salah satu gerai terlarisnya
bisa mencapai 14 ribu donat per hari. Angka ini belum termasuk pembelian produk
lainnya (seperti minuman kopi) oleh pengunjung outlet J.CO. yang jumlahnya bisa
mencapai 1.200 orang per hari.
STRATEGI MARKETING
J.CO.
Donuts menjadi berbeda dari produk donat lain di tanah air karena diposisikan
sebagai produk lifestyle dan disasarkan untuk konsumen dari segmen menengah
keatas dengan gaya hidup dinamis, muda dan modern. Untuk menggarap segmen pasar
ini, J.CO. membuat donat yang tidak mengenyangkan, lebih tipis dan teksturnya
lebih lembut, bisa dimakan kapan saja dan dimana saja?donat yang ada di pasar
sebelumnya, porsinya cenderung lebih besar dan mengenyangkan. Sementara
J.CO.,dari ukuran dan bentuknya, lebih cocok disebut camilan atau makanan selingan
pengantar makan besar. Dari sisi harga J.CO.cukup kompetitif.J.CO. memakai strategi
experiential marketing lewat konsep open Wfchen-nya.
PRODUK
J.CO
Donuts & Coffee hadir di tengah masyarakat dengan beberapa jenis produk
yang ditawarkan. Produk-produk yang dimaksud meliputi donat, kopi, cokelat,
serta produk terbarunya, yogurt. Setiap donat diberi nama kreatif sesuai dengan topping dan
rasa. Ini menciptakan sebuah keunikan dan mudah mengingat nama, Sebagai contoh,
Cheese Me Up adalah nama untuk donat dengan keju meleleh di atas. Tira Miss U
adalah nama dari donat dengan topping tiramisu.
Berikut nama-nama produk yang
ditawarkan J.CO Donuts & Coffee: Hazel Dazzle, Glazzy, Alcapone, Coco Loco,
Cheese Me Up, Miss Green T, Why Nut, JCrown Oreo, Da Vin Cheez, Mona Pisa,
Heaven Berry, Forest Glam, J.CO Praline, J.CO Yogurt, Choco Forest Freeze,
J.Pops, dan masih banyak lagi.
Produk
Yang Dipasarkan :
Donuts
Salad
Kopi
COMPETITORS
Sebagai
pemain baru di pasar food and beverages –
spesifik pada donat dan kopi, J.CO Donuts & Coffee memiliki beberapa
pesaing: I-Crave dan Krispy Kreme.
Membicarakan
usaha donuts and coffee, Dunkin Donuts tak akan terlewatkan. Brand yang
dimotori Dunkin ‘Brands telah berdiri sejak tahun 1950. Brand ini mencakup worldwide untuk jangkauan pasar dan hingga kini
masih tegak berdiri dengan beberapa jenis produk yang ditawarkan: donat, brownies,croissant, muffins, kopi, cokelat, dan lain-lain. Dari sisi usia
jelas Dunkin Donuts lebih banyak memiliki jam terbang dibandingkan J.CO Donuts
& Coffee yang baru berdiri pada tahun 2005. Akan tetapi Dunkin Donuts
bukanlah kompetitor J.CO Donuts & Coffee. Hal ini dikarenakan konsep Dunkin
Donuts yang lebih mengarah pada mainstream donuts, setara dengan Country Style Donuts. J.CO
Donuts & Coffee lebih diposisikan sebagai donat yang lux dari sisi tampilan maupun kemasan.
I-Crave
yang dikelola Melawai Group mengedepankan variasi rasa yang jauh lebih banyak
dari J-Co.Variasi filling I-Crave kurang lebih 20 jenis lebih banyak dari J.CO
Donuts & Coffee. I-Crave dari sisi harga mampu memberikan diskon sampai 35%
jika pelanggan membeli dalam kuantitas di atas dua lusin. I-Crave tidak terlalu
menjual ambience seperti yang ditawarkan J.CO Donuts
& Coffee, akan tetapi mengedepankan variasi rasa serta harga yang relatif
murah.
Krispy
Kreme sebagai pesaing J.CO Donuts & Coffee muncul di bawah bendera PT
Premier Doughnut Indonesia. Ia merupakan salah satu retail donat tertua di
Amerika yang memiliki track record yang
jauh lebih lama dibanding J.CO Donuts & Coffee.
STRATEGI DISTRIBUSI
Brand activation untuk membangun
brand. Strategi ini direalisasikan dalam bentuk sampling di sekitar gerai,
membuat akun twitter, web dan fanpage di fb dalam dunia maya, masuk ke
komunitas ibu-ibu arisan dengan menyelenggarakan factory visit dan demo pembuatan
donat. Bagi perusahaan ini, endorsement pengunjung ?lewat antrian panjang yang
mengular di outlet ? dan media yang menulis cerita tentang kelezatan, kekhasan,
dan “kehebohan” J.CO. lebih penting ketimbang iklan. Strategi branding ini
berhasil menciptakan word of mouth dan menuai publisitas. Dari sisi tampilan
outlet, J.Co. mencoba menghadirkan nuansa internasional dengan design minimalis
yang simple tapi tetap elegan dan modern, nyaris mirip desain gerai cafe shop
ternama di dunia, Starbucks.
MEDIA PROMOSI
J.co
mempunyai website khusus yaitu www.jcodonuts.com yang
menyediakan beragam menu-menu didalamnya dengan konten yang lengkap untuk
menjawab rasa penasaran para penyuka J.co serta design web yang sangat menarik.
J.co juga mempunyai
akun twitter untuk media promosi yang sangat inovatif dan praktis @JcoIndonesia
di akun ini menyediakan jasa delivery untuk j.cool yogurt dan delivery donuts
juga tentunya, selain memudahkan kostumer untuk mengetahui produk terbaru dari
J.co ternyata
akun twitter ini juga menyediakan beberapa promo salah satunya “BUY PASEO
premium Tissue and Get JCO voucher valid in all JCO store.Hurry!! The voucher are limited. via:
@JcoIndonesia ” dan masih banyak lagi promo lainnya di twit dan juga fan page
di FB nya yaitu J.CO Donuts and Coffee Indonesia.
Kelebihan dan kelemahan produk J.co :
1.
Memiliki variant RASA YG BERKUALITAS
DAN MENCIPTAKAN INOVASI PADA SETIAP TAMPILAN PRODUK.
2. Konsep dapur yang terbuka serta
penambahan topping pada donat.
3. Bahan baku yang di gunakan diimpor
dari luar negeri sehingga mendapatkan posisi sebagai produk dengan kualitas
premium di Indonesia.
4. Proses produksi menggunakan alat alat
modern yang terjamin tibgkat higeinisnya.
5. Suasana yang dirasakan ketika berada
di J.Co, yaitu keindahan, kerapihan, kenyamanan dari setiap gerainya.
Kelemahan
1. Fasilitas tempat duduk yang kurang
memadai saat konsumen sedang antri.\
2. Terkadang waktu pembelian j.co donut,
donutnya keras sudah tidak fresh.\
3. Harga produk j.co yang mahal mungkin
karena bahan-bahan dan kualitas produknya sendiri
4. Tidak bias disimpan terlalu lama
5. Proses pembuatan yg lebih dari 50%
menggunakn mesin sehingga sumber daya manusia yang terserap sebagai tenaga
kerjanya sedikit.
SEGMENTASI PASAR
Market segmentation, according to
Smith, involved analyzing the demand side of the market to obtain a rich
understanding of where people are coming from and “the wants” they bring to the
marketplace.
Pasar apapun bentuknya akan terdiri
dari banyak pelanggan yang berpencar dan beraneka ragam dalam tuntutan
pembeliannya. Oleh karena itu tidak ada satupun produsen yang dapat melayani
atau memenuhi semua tuntutan pelanggan. Produsen harus mengarahkan program
pemasarannya hanya pada pelanggan yang memang menjadi bidikan sasaran
pemasarannya, untuk itu produsen harus melakukan segmentasi pasar bagi
produknya. Segmentasi pasar adalah proses pemilahan atau pembagian pasar ke
dalam beberapa kelompok pelanggan (sub-market) yang memiliki
karakteristik sama dalam kebutuhan dan sikap, dan diharapkan akan memberikan
respon yang sama terhadap penawaran yang disampaikan. Dengan melakukan
segmentasi pasar produsen akan lebih tepat dalam mengarahkan program
pemasarannya secara lebih efektif.
Pemikiran mengenai segmentasi pasar
dapat dikatakan sebagai jawaban terhadap model pemasaran yang berlangsung
sebelumnya yang tidak lagi mampu menjawab dinamika perkembangan kebutuhan
tuntutan pelanggan yang semakin beragam. Pada dasarnya pemikiran mengenai
segmentasi pasar merupakan sebuah evolusi dari model pemasaran yang pernah
berlaku, di antaranya adalah :mass marketing, product differentiated
marketing, dan target marketing.
Segmentasi pasar dilakukan dengan
mengidentifikasi dan memfokuskan pada sekelompok besar pembeli yang menunjukkan
kesamaan dalam hal tertentu. Pada umumnya untuk pasar barang konsumsi
segmentasinya didasarkan pada variabel-variabel utama yang berkaitan dengan
aspek geografi, demografi, psikografi dan perilaku pasar sasaran (target
market).
Berikut segmentasi pasar J.CO Donuts & Coffee:
1. Segmentasi Geografis
Wilayah pemasaran J.CO Donuts & Coffee saat ini
tak hanya di Indonesia, akan tetapi juga meluas ke negara lain seperti
Malaysia, Singapura, Filipina, dan Australia. Ke
depannya J.CO Donuts & Coffee akango international untuk memperluas
pasar. J.CO Donuts & Coffee cenderung menyasar wilayah urban.
2. Segmentasi Demografis
Umur : 18 – 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan
SES : A,B
3. Segmentasi Psikografis
Segmentasi ini didasarkan pada penggolongan kelas
sosial, gaya hidup, atau ciri kepribadian lainnya. J.CO Donuts & Coffee
menyasar kelas sosial menengah hingga menengah ke atas dengan gaya hidup
modern, menggemari aktivitas sosial serupa hanging out di kafe, serta
menggemari makanan dan minuman dengan brand premium.
4. Segmentasi Perilaku
Segmentasi ini didasarkan pada tingkat pengetahuan,
sikap penggunaan atau tanggapannya terhadap suatu produk. Segmentasi ini dapat
dibedakan atas dasar: kesempatan penggunaan, manfaat yang dicari, status
pemakai, dan tingkat pemakaian.
J.CO Donuts & Coffee tidak
mengenal kesempatan penggunaan. Sedangkan dari sisi manfaat yang dicari, ia
dapat menjadi lambang status dan instrumen pemenuhan cita rasa masyarakat.
Selain itu, J.CO Donuts & Coffee menyasar konsumen potensial dan konsumen
tetap brand pesaing untuk memperluas pasar serta tidak mengenal tingkat
pemakaian.
TARGETING
Target utama J.CO adalah kaum muda dan keluarga yang usia
anggota keluarga kurang dari 55 tahun. Ini bisa kita lihat dari desain konter
J.CO dan kemasan produknya yang berwarna cerah tapi tidak norak dan sesuai
dengan kalangan konsumen menengah ke atas.
Cabang-cabang
J.Co Donuts
Di Indonesia dan beberapa negara di
Asia, di antaranya:
Indonesia
SuperMal Lippo Karawaci
Cilandak Town Square
Bintaro Plaza
Cihampelas Walk
Paris Van Java Mall
Festival City Link
Mangga Dua Square
Kelapa Gading Mall
Mall Artha Gading
Senayan City
Plaza Semanggi
Mall Taman Anggrek
Central Park
Chandra Superstore Tanjung Karang, Bandar Lampung
Ciputra
|
Discovery Mall Kuta
Puri Indah Mall
PX Pavilion
Sun Plaza
Summarecon Mall Serpong
Harbourbay Mall
Nagoya Hill
Kepri Mall
Mega Mall
Grage Mall 2 Cirebon(soon)
|
Malaysia
Pavilion Bukit Bintang, Kuala Lumpur
Sunway Pyramid, Kuala Lumpur
Damansara, Kuala Lumpur
Queensbay, Penang
City Square, Johor Bahru
Aeon, Melaka
IOI, Kuala Lumpur
Aeon Cheras Selatan, Kuala Lumpur
Singapore
Raffles City
Bugis Junction
Tampines One
Junction 10
Filipina
Trinoma
Mega Mall Asia
China
SML Mall Puxi Shanghai
Yu Fashion Mall Puxi Shanghai
Pada umumnya cabang-cabang J.Co
Donuts di Indonesia dibuka
bersama-sama dengan cabang BreadTalk sebuah
perusahaan rotiSingapura yang waralabanya di Indonesia dipegang
juga oleh Johnny
Andrean.
POSITIONING
Posisi J.CO saat ini dipasaran adalah market leader,
karena sat ini J.CO sebagai perusahaan donat nomor satu di Indonesia. Hal ini
tidak berlebihan karena mengingat bahwa saat ini jika konsumen ingin makan
donat dan nongkrong J.CO menjadi salah satu alternative pilihan mereka. Tidak
hanya sebagai snack yang disantap untuk nongkrong J.CO juga menjadi snack favourite keluarga dari anak-anak
sampai orang dewasa pun suka dengan donat J.CO.
J.CO tidak dapat dikatakan sebagai market pioneer karena J.CO bukan merupakan perusahaan yang menjual
donat pertama kali. Meskipun J.CO bukan yang pertama tetapi J.CO dapat menjadi
yang paling unggul jika di bandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Hal ini dapat
juga dilihat berdasarkan harga produk. Harga J.CO menjadi patokan sebagai
leaderprice. Jika harga J.CO naik, maka pesaing-pesaingnya juga akan menaikkan
harga. Oleh sebab itu posisi J.CO saat ini sebagai market leader.
Jika tahun pertama gerai J.Co cuma 5
outlet, tahun kedua bertambah menjadi 12 outlet, kemudian tambah lagi menjadi
24 gerai dan kini 95 gerai. Rata-rata hampir setiap tahun jumlah outlet
bertambah dua kali lipat.
Menjadi salah satu leader di industri makanan adalah misi
manajemen J.Co saat ini. Tak pelak momen puncak kejayaan J.Co setelah 5 tahun dengan
melakukan ekspansi ke pasar ekspor. Saat ini total outlet J.Co mencapai 95
gerai, 15 diantaranya tersebar di Singapura, Malaysia dan Cina dan 75 gerai
tersebar di seluruh Indonesia.
Menurut Indriana, yang membuat perusahaan ini terus
bertumbuh dan para pengunjungnya nyaman karena dari awal J.Co memposisikan diri
dekat dengan konsumen. Banyak program CSR atau community seperti J.Co Safari,
program field trip bersama konsumen JCO dan anak-anak sekolah. Mereka datang ke
dapur J.Co untuk melihat cara pembuatan donut misalnya. Kedua, melalui
Facebook, pengunjung nya sudah mencapai 105 ribu orang juga baru-baru ini masuk
ke Twitter.
Brand Activation melalui kegiatan J.Co Safari secara intens
dilakukan sebagai upaya membangun brand image juga membawa J.Co di level yang
lebih dekat lagi dengan konsumen. Kedua, perusahaan ini sangat concern
mendengar keluhan konsumen. “Setiap ada yang komplain, langsung sampai ke
jajaran direksi kami. Target kami 1×24 jam komplain customer bisa distop,”ujar
alumnus Londol School ini.
Aktifitas dalam bentuk pemberian sampling di sekitar
gerai, membuat blog dan Friendster di dunia maya, masuk ke komunitas ibu-ibu
arisan dengan menyelenggarakan factory visit dan demo pembuatan donat. Bagi
perusahaan ini, endorsement pengunjung lewat antrian panjang yang mengular di
outlet dan media yang menulis cerita tentang kelezatan, kekhasan, dan
“kehebohan” J.Co lebih penting ketimbang iklan. Strategi branding ini berhasil
menciptakan word of mouth dan menuai publisitas. Dari sisi tampilan outlet,
J.Co mencoba menghadirkan nuansa internasional dengan desain minimalis yang
simple tapi tetap elegan dan modern.
Manajemen J.Co memegang kepercayaan konsumen sebagai
aset, bila konsumen puas sesuai dengan ekspektasinya maka mereka akan terus
datang ke JCO. Kendati demikian ketika dikonfirmasi tentang kesuksesan gerai
terlarisnya yang mampu menjual 14 ribu donat per hari, dimana angka ini belum
termasuk pembelian produk lainnya (seperti minuman kopi) oleh pengunjung outlet
J.Co yang jumlahnya bisa mencapai 1200 orang per hari.
Referensi :
J.CO Donuts - Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas.htm
Sejarah-J.-CO-Donuts-Coffee.pdf